Arsip Blog

Jumat, 01 November 2013

Buruh: UMP Rp2,4 Juta Itu Penghinaan


Buruh unjuk rasa di Balai Kota Jakarta

Jakarta, The Royal Indonesia TV - Menolak UMP Jakarta Rp.2,4 Jt, Enam orang perwakilan Dewan Pengupahan DKI bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo di Balai Kota Jakarta, Jumat, 1 November 2013. Para buruh bersikukuh dengan tuntutannya, yaitu kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) jadi Rp3,7 juta. Angka itu jauh di atas nominal yang ditetapkan Jokowi yakni Rp2.441.000. Dan pertemuan pun deadlock.
"Jokowi tetap menolak kenaikan. Ia meminta waktu untuk berdiskusi dengan Dinas Tenaga Kerja. Kami tidak terima. Kami akan melawan," kata Ketua Presidium Forum Buruh DKI, Mohamad Toha.
Toha berharap Jokowi mau revisi keputusannya. "Gubernur Jawa Barat saja bisa mengubah, kenapa Jokowi tidak bisa," ujarnya.

Para buruh juga mempertanyakan alasan Jokowi bisa menentukan kenaikan UMP sebesar 45 persen pada tahun lalu. Seharusnya, kata dia, Jokowi juga bisa bersikap seperti itu sekarang.

Para buruh mengklaim UMP Rp3,7 juta adalah angka yang rasional. "Kenaikan BBM saja 20 persen. Kami tidak setuju UMP Rp 2,4 juta. Itu penghinaan buat para buruh. Kami akan tetap berjuang," ujarnya.

Koordinator aksi, Baris Silitonga, mengaku akan bertahan dan menginap di Balai Kota sampai tuntutannya disanggupi. Mereka mengancam menguasai Balai Kota jika Jokowi tidak merevisi UMP yang sudah ditetapkan. "Kami siap berhadapan dengan aparat. Kami siap menghadapai tindakan represif. Kami akan melawan. Memperjuangkan hak kami," ucapnya.

Dari pantauan VIVAnews dan Lensa Jakarta, aparat kepolisian yang mengawal aksi ini terus bertambah jelang sore ini. Lalu Lintas Medan Merdeka Selatan masih lumpuh. Hanya motor buruh dan pedagang gerobak serta pesepeda yang nampak lalu lalang.

Posted By : Lensa Jakarta
News Source : VivaNews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar