Menado, The Royal Indonesia TV - Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sebanyak 198 penumpangLion Air dengan nomor penerbangan JT775 rute Manado-Jakarta gagal berangkat gara-gara penumpang membuka paksa pintu darurat di bagian belakang. Insiden itu terjadi karena protes penumpang terhadap pendingin kabin yang tidak berfungsi diabaikan kru pesawat.
Bukannya mendengar keluhan penumpang, pilot malah membawa pesawat ke landasan pacu untuk siap terbang. Beruntung pintu darurat tersebut dipaksa dibuka sebelum pesawat mengudara. Tidak ada laporan adanya korban dalam peristiwa tersebut.
Kepanikan di dalam kabin pesawat Lion Air itulah membuat eorang penumpang bernama Budi Mul mengaku membuka paksa karena dia ada alergi pernapasan atau sakit asma. Dia merasa sulit bernapas dalam pesawat dengan kondisi AC rusak.
"Saya panik karena pesawat sempat mundur dan pintunya tidak dibuka, hanya jendela darurat yang dipaksa buka penumpang baru bisa bernapas lagi. Terlambat beberapa menit saya dan seorang bayi mungkin meninggal," ucapnya kepada Tribun Manado di Bandara Sam Ratulangi, Senin (30/9/2013).
Seorang ibu bernama Ivon menumpang pesawat itu bersama bayinya yang baru umur enam bulan. Anaknya terus menangis karena merasa kepanasan. "Saya sangat panik melihat anak saya kesulitan bernapas, makanya saya minta tolong kepada pramugari untuk memeluk anak saya karena tidak sanggup melihatnya terus seperti itu," ujar Ivon.
Suasana panik diakui Hari, seorang penumpang lainnya. "Ketika saya tahu pesawat akan take offdengan kondisi seperti itu, saya berdiri dan diikuti para penumpang lain yang panik. Para penumpang yang kepanasan mengamuk dan sempat mengetuk pintu pilot untuk segera membuka pintu pesawat, tapi tidak direspon," kata Hari.
Seorang ibu, penumpang pesawat Lion Air penerbangan JT 0775 dari Kota Manado menuju Jakarta, mengaku memiliki video bukti mesin pendingin (AC) kabin rusak saat hendak lepas landas, Senin (30/9/2013)."Kami ada bukti videonya yang menunjukkan AC di pesawat itu tidak hidup," katanya.
Manajer Operasi dan Teknik Angkasa Pura Bandara Sam Ratulangi, Arnawa mengatakan, penumpang Lion Air membuka jendela darurat karena ruangan pesawat terasa panas. Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 11.30 Wita. "Penumpang panik di dalam pesawat. Terus ada yang buka pintu daruratnya," ujar Arnawa. Dia menjelaskan, karena jendela darurat dibuka, pesawat otomatis harus dihentikan keberangkatannya. Penumpang kemudian ditangani pihak Lion.
Tidak berfungsinya AC dalam kabin pesawat Lion Air JT775 yang gagal berangkat, ternyata disebabkan pihak manajemen yang tidak mau mengisi pendingin udara.
Hal itu ditegaskan Manajer Bandara Samratulangi Haslin Panggabean kepada wartawan. "Pesawat itu tidak ada kerusakan, hanya mereka lalai tidak melakukan charging pendingin ruangan pesawat," ujar Panggabean,
Menurut Panggabean, pihaknya telah memperingatkan Lion Air untuk tidak memaksakan penerbangan. Pihak bandara sebelumnya telah berkomunikasi dengan Lion Air perihal permintaan pengisian pendinginan udara dalam pesawat.
Permintaan itu sudah disampaikan oleh teknisi engine Lion Air ke bagian keuangannya. Namun, dengan alasan mau mengirit, permintaan tersebut tidak disetujui. Menurut informasi, harga untuk charging tersebut hanya Rp 1,1 juta.
"Masa hanya gara-gara mau mengirit Rp 1,1 juta, maskapai harus menanggung kerugian yang besar. Rugi materi, rugi nama, dan itu luar biasa. Mahal sekali jika dibandingkan dengan biaya charging yang hanya satu juta itu," tandas Panggabean.
Panggabean menyesalkan pihak Lion Air yang tidak menyiapkan mobil charging pendingin udara sejak pagi hari. Pihak otoritas bandara juga menyarankan untuk tidak memberangkatkan pesawat JT775 sebelum pintu darurat yang dipaksa dibuka diperbaiki.
Posted By : Lensa Bali
News Source : Tribun Manado

Tidak ada komentar:
Posting Komentar