Meminjam istilah mas brow Brillianto K. Jaya, (Broadcast Under Cover, 2013) dalam media cetak ada istilah Wartawan Amplop.Wartawan Bodrex, Wartawan CNN, Wartawan TEMPO, Wartwan WTS. Istilah ini muncul, ada sebagian wartawan yang memang mengharap dapat amplop.Fenomena wartawan amplop memang aneh dan itupun nyata. Wartawan CNN identik dengan Cuma Nengak Nengok alias wartwan yang tidak punya media, wartawan ini suka bergabung dengan para jurnalis di pusat pemberitaan tetapi tidak pernah menulis berita. Wartawan Tempo, wartawan yang medianya Tempo-Tempo terbit Tempo-Tempo tutup. dan yang terakhir entah apa masih ada lagi istilah.....? Wartawan Tanpa Surat Kabar alias Wartawan WTS.
Sebetulnya tidak ada kewajiban untuk memberikan amplop pada para jurnalis yang melakukan peliputan. Memberikan amplop justru memupuk sesuatu yng salah dan melunturkan idealisme Jurnalis (Idealisme Jurnalis dipertanyakan....?) dalam menulis pemberitaan. Dengan tidak menerima amplop, obyektifitas akan semakin terjaga..!
Bagaimana dengan wartawan yang di berikan fasilitas untuk berpergian keluar negeri dengan biaya yang diberikan oleh salah satu instansi pemerintahan.......? Apa pula sebutannya......? inipun kredibilitas, Integritasnya, Obyektifitas serta Idealismenya perlu dipertanyakan........!
Minggu lalu ramai masalah ‘jale’ alias amplop sebagai iming-iming peliputan oleh wartawan. Apakah wartawan di Amerika mengalami penyakit yang sama? Patsy Widakuswara dan Supri Yono mengulasnya untuk Anda dalam Apa Kabar Amerika berikut ini. Simak liputannya Rekan jurnalis VOA. / http://www.youtube.com/watch?v=mH-O8NEeUSU
Posted By : Lensa Jakarta
News Source : VOA Indonesia / Jurnalis Brillianto K Jaya (Broadcast Under Cover, 2013)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar