Anis Baswedan Dalam Diskusi Panel di Aula FKUA
Surabaya, The Royal Indonesia TV - Sistem pendidikan di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Setidaknya pandangan inilah yang menggerakan Anis Baswedan, Rektor Universitas Paramadina, untuk mulai bergerak membuat perubahan. Ia mendirikan sebuah gerakan sosial yang diberi nama Indonesia Mengajar di tahun 2009. Inti dari gerakan ini adalah menempatkan freshgraduates dari lulusan perguruan tinggi ternama untuk mengajar di pelosok desa terpencil tanpa listrik, air, dan sinyal handphone selama 1 tahun.
Pertanyaan yang menarik adalah, bagaimana membuat para lulusan terbaik ini mau hidup susah dan meninggalkan peluang bekerja di kota-kota besar dimana mereka berasal? Hal ini disampaikan pada peringatan 1 Abad Pendidikan Dokter di Surabaya 19/10/2013 Aula FKUA
Lebih lanjut Anis dalam diskusi panel "Sosial Akuntabilitas Pendidikan Dokter" menegaskan Tentunya dibutuhkan sebuah strategi pemasaran yang mumpuni untuk mewujudkan hal ini. Kepada mereka para alumnus universitas favorit yang terbiasa hidup enak, mengajar di daerah terpencil yang berisiko terkena wabah penyakit endemik tentunya mengajar di daerah bukanlah pilihan karir yang menjanjikan.
Namun, dari data terakhir yang ada di indonesiamengajar.org. terdaftar sekitar 8000 calon Pengajar Muda yang telah menuliskan essay dan mengirimkan data dirinya untuk bersaing memperebutkan sekitar 100 posisi Pengajar Muda yang akan diberangkatkan bulan Juni 2012. Mereka menulis sebanyak 10 halaman essay tentang diri mereka, dan tentang mengapa mereka mau menjadi Pengajar Muda.
Anis Baswedan terbukti telah menggeser paradigma tentang mengajar di daerah, dari yang tadinya sama sekali bukan pilihan, berubah menjadi sebuah pekerjaan yang mulia dan membanggakan.
Salah satu faktor keberhasilan dari branding Indonesia Mengaajar adalah tagline dari gerakan ini, yang membangkitkan semangat anak muda yang memang sedang butuh pembuktian diri bahwa mereka betul-betul bias berkontribusi bagi negara ini. Tagline itu berbunyi "Berhentilah menyalahkan kegelapan, mulai nyalakan lilin".
Kini Indonesia Mengajar mengundang para profesional yang sukses karena pendidikan untuk turun tangan berbagi cerita dan pengalaman kerja selama sehari di Hari Inspirasi. Cerita tersebut akan menjadi bibit untuk para siswa bermimpi dan merangsang tumbuhnya cita-cita tanpa batas pada diri mereka. Tujuan dari Kelas Inspirasi ini ada dua, yaitu menjadi wahana bagi sekolah dan siswa untuk belajar dari para profesional, serta agar para profesional, khususnya kelas menengah secara lebih luas, dapat belajar mengenai kenyataan dan fakta mengenai kondisi pendidikan kita.
Diharapkan ke depan, terjalin relasi yang dapat terus menerus mereka pelihara baik untuk kepentingan jangka pendek membangun pendidikan di sekolah tersebut ataupun sekedar berjejaring dan berkomunikasi terus. Hal ini sebagai wujud jendela komunikasi antara profesional sebagai kelas menengah dan dunia pendidikan di SD negeri sebagai salah satu area yang perlu diadvokasi dan dikembangkan terus-menerus.
Kelas Inspirasi ini menjadi solusi bagi para profesional Indonesia yang ingin berkontribusi dengan mengajar di lingkungannya. Hal ini membuka pintu interaksi positif antara kaum profesional dengan SD-SD di Jakarta, khususnya SD Negeri. Partisipasi para profesional tersebut untuk mengambil cuti sehari dan berbagi pengalamannya bersama anak-anak SD, merupakan partisipasi berbasiskan individu, bukan institusi. Ini menunjukkan bahwa kepedulian dan kesadaran pribadi terhadap pendidikan masih tinggi. Ke depannya, Kelas Inspirasi ini diharapkan mampu mendorong kalangan profesional untuk berperan aktif dalam pendidikan melalui kegiatan serupa.
Kelas Inspirasi ini menjadi solusi bagi para profesional Indonesia yang ingin berkontribusi dengan mengajar di lingkungannya. Hal ini membuka pintu interaksi positif antara kaum profesional dengan SD-SD di Jakarta, khususnya SD Negeri. Partisipasi para profesional tersebut untuk mengambil cuti sehari dan berbagi pengalamannya bersama anak-anak SD, merupakan partisipasi berbasiskan individu, bukan institusi. Ini menunjukkan bahwa kepedulian dan kesadaran pribadi terhadap pendidikan masih tinggi. Ke depannya, Kelas Inspirasi ini diharapkan mampu mendorong kalangan profesional untuk berperan aktif dalam pendidikan melalui kegiatan serupa.
Posted By : Lensa Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar